Bangsa kita sangat tidak percaya produk dirinya sendiri. Entahlah, kenapa harus seperti ini? Sementara orang Jepang, China atau Eropa begitu bangganya memamerkan hasil karyanya “Ini produksi Amerika!” (padahal made in China). Anehnya, bangsa kita malah ikut-ikutan bilang “Ini produksi Amerika!” bukannya bilang “Ini made in Indonesia”, tampaknya takut apabila harus bilang bahwa produknya bikinan Indonesia.
Sedih juga. Apalagi saya yang bergerak di bidang desain sampai produksi perangkat elektronik, kadang customer bilang ke saya “Jangan tulis Made in Indonesia”. Ada lagi yang bilang “Tulis aja made in Japan, pasti orang mau beli”. Uuuhh.... cape deh...
Oke lah... kita masih bisa bangga, Indonesia punya Bali yang terkenal ke seluruh dunia karena keindahan alamnya, tapi, bagaimana pun Bali adalah anugerah, sama seperti sumber energi yang berlimpah di bumi Indonesia. bukannya hasil karya bangsa sendiri, bukannya hasil pemikiran bangsa kita sendiri. Pernah suatu waktu, saya diajak salah satu rekan untuk mengikuti tender di perusahaan punyanyah Amerika, sesampainya disana, apa yang kami peroleh setelah mereka melihat produk kita? Hanya tawa yang sinis ketidakpercayaan terhadap kita, sampai2 salah seorang bilang “Saya bawa obeng, boleh saya buka alatnya?” sambil nyengir...
Siapa orang itu? Bule? Bukan. Orang Jepang? Bukan. Tapi orang Indonesia, alias bangsa kita sendiri. Sedih sekali saya waktu itu, saat itu saya enggak peduli lagi dengan tendernya, saya tidak perduli mau lolos atau tidak, karena harga diri saya sudah diinjak-injak (oleh bangsa kita sendiri). Biarlah itu berlalu seiring waktu (romantis gini...?) Mari kita mulai membangun kepercayaan diri kita terhadap diri kita sendiri. Anda pasti mampu. Alhamdulillah, sampai saat ini saya dan bisnis saya masih bisa eksis ditengah-tengah gempuran produk luar yang harganya terkadang membingungkan. (Murah banget, maksudnya).
Saya salut dengan Polytron (bukan iklan!) yang sampai saat ini eksis memproduksi peralatan elektronik. Saya pernah berkunjung kesana, dan semua desainer produknya bangsa kita sendiri, dan kualitasnya juga bagus, tidak kalah dengan produk impor. Sayang, industri elektronik semacam Polytron tidak banyak di Indonesia, kebanyakan hanya industri ‘bungkus’ aja, dalam artian impor isinya, pembungkusan dan manual booknya dilakukan di Indonesia. Tapi mudah2an itu tahapan yang harus dilalui untuk memulai transfer teknologi...
Ada juga industri aktif speaker di daerah Soekarno Hatta, disana mulai menggergaji bikin box, penyolderan, pengetesan, dan lain2 dilakukan sendiri. Disana ada engineernya yang menguasai seluruh proses, dan sangat low profile. Hebat! Saya yakin banyak orang2 seperti dia yang mampu, tetapi tidak memiliki kesempatan...
Tapi, ada juga orang yang memanfaatkan ketidaktahuan orang untuk menipu. Masih ingat penemu air menjadi bensin? Sampai2 presiden kita saja dia tipu! Dengan memanfaatkan ketidaktahuan orang, dia mengeduk urang investor untuk dipakai dirinya sendiri. Banyak lho orang seperti itu, hati2 saja, jangan mudah percaya orang2 yang menawarkan investasi...
Rabu, 06 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar