Rabu, 06 Agustus 2008

Umum:Analisis pemikiran Joko “bensin dari air”

Pernah ada pernyataan di detik.com, isinya “untuk ..... katalisnya adalah diode, dan untuk ..... katalisnya adalah relay (kalo enggak salah)” sorry saya lupa lagi statement lengkapnya.
Mengingat Djoko kerjaannya di bengkel trafo, tentunya dia tau sifat reversibel dari transformator, dengan kata lain, transformator penurun tegangan 220V ke 12V pasti bisa juga mengubah 12V ke 220V. Ya kan?
Dia berfikir, bahwa tegangan sebanding dengan energi, makin tinggi tegangan, makin tinggi energinya (nah disini ketololannya). Makanya, dia bermimpi membuat 220V dari tegangan kecil, (memang bisa kan?) Bagi dia, kenaikan tegangan berarti kenaikan energi. Terus kenapa ada kata2 ‘katalisnya’ diode? Saya yakin pernyataan itu karena diode bisa juga sebagai voltage doubler apabila dirangkai dengan kapasitor. Malah bisa berlipat2 tegangannya.
Dia lupa, bahwa energi seharusnya dibandingkan dengan daya, dimana daya adalah tegangan dikalikan arus. Sayangnya, dalam konversi tegangan, apabila tegangan naik 2x, maka arus turun 2x, alias Daya Input = effisiensi * Daya Output. Yang ada malah penurunan Daya Output akibat efisiensi sistem tidak pernah mencapai 100%.
Tapi bagaimana pun, kita harus salut karena dia sudah menipu orang dan mendapatkan dana bermilyar-milyar dari omong kosong dioda. Itulah sebenarnya kepandaiannya, yaitu kepandaian menipu hehehe... (Tapi jangan salah lho, dia berhasil menipu orang pintar bergelar profesor, yaitu rektor UMY).
Supaya kita tidak tertipu lagi, saya perlu ingatkan salah satu hukum termodinamika atau disebut juga dengan hukum kekekalan energi yang pernah dipelajari di SMP:
1. Energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan (kecuali e=mc kuadrat pada reaksi nuklir)
2. Total energi sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
Sorry, mungkin kata2nya kurang tepat, tapi intinyamah itu...

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Udah pernah tau MEG (Motionless Electromagnetic Generator)..?
http://jnaudin.free.fr/meg/meg.htm
MEG versi 2 http://jnaudin.free.fr/meg/megv21.htm....
Notesnya berbunyi: "It is interesting to notice that the measured power required by the MEG electronic control board ( TL494, BUZZ11, LED... ) is 1.75 Watts ( without a load connected at the MEG Outputs ). When the output is loaded with the 9 W lamp, the DC power input is 3.25 Watts. So, the real power used by the lamp is 3.25 - 1.75 = 1.5 Watts at the INPUT with a measured OUTPUT = 6.76 Watts...."
Kok Bisa? Darimana Energi Extranya? Mungkin ini yang mau diterapkan oleh mas Joko...
Trus...Bensin dari Air? Mungkin maksudnya Hydrogen dari air kali ya???....udah banyak yang nyoba tuh...

jackslipi

Ugly Duclin' mengatakan...

Wah menarik juga tuh... Saya coba deh buka web sitenya.
Iya, memang banyak sekali penelitian yang fokus di reaksi untuk mendapatkan hidrogen dari air (elektrolisis), tapi kadang orang lupa bahwa reaksi elektrolisis itu membutuhkan (banyak) sekali energi. Idealnya sih, energi tersebut diperoleh dari solar cell yang melimpah di Indonesia... Saya pikir, lebih baik kita fokus untuk membuat solar cell yang murah sehingga nantinya setiap rumah atapnya memakai solar cell... Mungkin kita enggak perlu listrik PLN lagi.

Anonim mengatakan...

"tapi kadang orang lupa bahwa reaksi elektrolisis itu membutuhkan (banyak) sekali energi."<---pemikiran kaya gini yg selalu di inginkan oleh perusahaan minyak,..^^

Ugly Duclin' mengatakan...

"tapi kadang orang lupa bahwa reaksi elektrolisis itu membutuhkan (banyak) sekali energi."<---pemikiran kaya gini yg selalu di inginkan oleh perusahaan minyak,..^^

Ya... tinggal buktikan saja bahwa reaksi elektrolisis memang tidak membutuhkan banyak energi, sehingga para perusahaan minyak bisa ketakutan...

Anonim mengatakan...

Joko memang pandai tapi sayang kurang waspada, kurang analisis, kurang-kurang dll. Yang jelas energi itu anugerah pemberian dari Alloh. Manusia hanya bisa memanfaatkanya sebagai bukti ke-agungan-Nya... jangan sombong apalagi menipu