Sekarang lagi trend banget blackberry. Mungkin blackberry sudah menjadi trademark para eksekutif muda dalam menjalankan pekerjaannya, blackberry mulai menggeser PDA/SmartPhone sebagai simbol kesuksesan seseorang.
Saya sendiri enggak punya blackberry, harganya mahal... Selain itu, saya masih merasa cukup comfortable dengan Nokia 6110 yang didalamnya terdapat GPS. Tersesat, cari jalan, bisa, ada aplikasi Maps dari Nokia yang bisa didownload gratis, selama ada sinyal GPRS/3G peta bisa didownload ke handphone dengan mudah.
Buat yang masih bertahan dengan SmartPhone, ada beberapa tips agar fiturnya tidak kalah dengan blackberry:
1. Email
Smartphone biasanya ada kemampuan kirim-terima imel pada menu message. Protokol yang dipakai adalah SMTP dan POP3, sehingga kalau punya mail account POP3, kita bisa mengecek imel memakai HP.
Kalau punya account Gmail, bisa download aplikasi di http://m.gmail.com sehingga kita bisa baca imel dengan HP.
Ada fitur Gmail yang cukup menarik, yaitu bisa mengganti Sender Name. Maksudnya, meskipun kita memakai Gmail, tapi email address kita bisa apa saja, misalnya imel kantor, dll. Kita tinggal minta account email kantor agar memforwardkan ke account gmail kita.
2. Chatting
Banyak aplikasi gratis yang bisa diinstall di SmartPhone, contohnya ebuddy (thanks to Pak Wijaya), mig33, dan lain-lain. Ebuddy punya keistimewaan dapat mengakses account gmail, ym dan yang lagi trend akhir2 ini, yaitu facebook.
Bagi pemakai smartphone, coba explore lagi fitur2 HP nya, karena sebetulnya banyak fitur yang tak termanfaatkan, jangan hanya dipakai untuk nelepon atau SMS saja.
Kamis, 26 Februari 2009
Kamis, 12 Februari 2009
Panas dan dingin
Kalo kita pegang 2 benda:besi dan styrofoam yang berada diruangan yg sama, pasti besi 'terasa lebih dingin' dari styrofoam. Sesaat kita menarik kesimpulan:ternyata temperatur besi lebih rendah dari temperatur styrofoam. Statement ini betul atau enggak?
Kemudian coba anda cek dengan termometer, ternyata besi dan styrofoam itu temperaturnya sama. Lho?
Ternyata, 'rasa panas' atau 'dingin' yang dirasakan tubuh kita itu bukan bergantung pada temperatur objek yg kita rasakan, tapi tergantung dari aliran panas dari tubuh kita dari/menuju objek tersebut. Oleh karena itu, karena besi sifatnya mudah menyerap kalor (panas dari tubuh kita), maka besi terasa lebih dingin. Sebaliknya, styrofoam adalah bahan isolator panas yang baik sehingga hampir tidak ada aliran panas dari tubuh kita ke styrofoam.
Oleh karena itu, lebih baik gunakan termometer apabila anak panas, jangan hanya memegang dahinya saja kita sudah menyimpulkan demam atau tidak, karena apabila kita memegangnya setelah memegang air es, pasti akan terasa lebih panas.
Terus, dari pada kita buang styrofoam bekas bungkus TV, mesin cuci, dll... klo ada styrofoam yang besar, mending kita lubangi seukuran gelas, kemudian apabila bikin kopi, masukkan saja gelas kopi itu kedalam lubang yg dibikin di styrofoam, dijamin panasnya lebih tahan lama. Lumayan, dari pada gak punya termos...
Itulah salah satu alasan mengapa mie instan yang diseduh, fastfood yg dibungkus/takehome dikemas dalam gelas styrofoam (meskipun sekarang ada isu pemakaian styrofoam untuk makanan dapat menyebabkan kanker, jadi hati-hatilah, lebih baik makan makanan yg dibungkus dengan daun pisang seperti lotek hehehe...)
Kemudian coba anda cek dengan termometer, ternyata besi dan styrofoam itu temperaturnya sama. Lho?
Ternyata, 'rasa panas' atau 'dingin' yang dirasakan tubuh kita itu bukan bergantung pada temperatur objek yg kita rasakan, tapi tergantung dari aliran panas dari tubuh kita dari/menuju objek tersebut. Oleh karena itu, karena besi sifatnya mudah menyerap kalor (panas dari tubuh kita), maka besi terasa lebih dingin. Sebaliknya, styrofoam adalah bahan isolator panas yang baik sehingga hampir tidak ada aliran panas dari tubuh kita ke styrofoam.
Oleh karena itu, lebih baik gunakan termometer apabila anak panas, jangan hanya memegang dahinya saja kita sudah menyimpulkan demam atau tidak, karena apabila kita memegangnya setelah memegang air es, pasti akan terasa lebih panas.
Terus, dari pada kita buang styrofoam bekas bungkus TV, mesin cuci, dll... klo ada styrofoam yang besar, mending kita lubangi seukuran gelas, kemudian apabila bikin kopi, masukkan saja gelas kopi itu kedalam lubang yg dibikin di styrofoam, dijamin panasnya lebih tahan lama. Lumayan, dari pada gak punya termos...
Itulah salah satu alasan mengapa mie instan yang diseduh, fastfood yg dibungkus/takehome dikemas dalam gelas styrofoam (meskipun sekarang ada isu pemakaian styrofoam untuk makanan dapat menyebabkan kanker, jadi hati-hatilah, lebih baik makan makanan yg dibungkus dengan daun pisang seperti lotek hehehe...)
Langganan:
Postingan (Atom)